Unsur-Unsur Yang Memengaruhi Perkembangan Tanah
Tanah terdiri atas gabungan berbagai benda alam yang terdapat di muka bumi seperti mineral, bahan organik, udara, air, dan lain-lain.
Pembentukan dan perkembangan tanah terjadi melalui proses yang panjang. Dan tentunya hal ini memakan waktu yang cukup lama.
Dalam perkembangannya, tanah di setiap daerah cenderung berbeda-beda karena dipengaruhi oleh beberapa unsur dalam pembentukannya.
Iklim
Secara garis besar iklim memiliki pengertian keadaan cuaca di suatu wilayah dalam kurun waktu yang cenderung lama.
Beberapa unsur iklim seperti temperature suhu, intensitas hujan, udara, dan kelembaban memiliki pengaruh terhadap perkembangan tanah.
Suhu
Suhu bagi tanah akan memengaruhi aktivitas organisme yang ada di dalam tanah. Kemampuan perakaran tanaman untuk menyerap unsur hara juga dipengaruhi oleh suhu tanah.
Dalam proses pembentukan tanah sendiri suhu berperan dalam proses pelapukan batuan fisik. Semakin tinggi temperatur suhu maka pelapukan akan semakin cepat pula.
Akan tetapi suhu yang tinggi pada tanah akan menghambat pertumbuhan tanaman karena tanaman punya syarat suhu tertentu untuk tumbuh.
Intensitas Hujan
Hujan yang turun ke bumi akan mengenai permukaan tanah dan mencuci unsur hara yang ada di dalamnya.
Selain itu air hujan yang terserap oleh tanah akan menurunkani pH tanah. Semakin banyak tanah menyerap air hujan maka akan mempercepat pembentukan tanah.
Udara
Udara memiliki persentase sekitar 25 % dalam tanah. Kelangsungan hidup organisme tanah bergantung kepada ketersediaan udara dalam tanah.
Keberadaan udara dalam tanah erat kaitannya dengan air. Jika jumlah air dalam tanah meningkat maka udara tanah akan berkurang.
Kelembaban
Kelembaban merupakan kadar air yang berada dalam udara. Unsur ini juga turut mengambil peran dalam perkembangan tanah.
Contohnya yaitu dalam proses transpirasi dan penguapan. Selain itu kelembaban juga memengaruhi aktivitas organisme tanah.
Semakin tinggi persentase kelembaban suatu tanah maka penyerapan nutrisi akan melambat. Dan akhirnya tanaman akan terhambat pertumbuhannya.
Organisme
Organisme yang dimaksud dalam konteks ini ialah berbagai makhluk hidup yang hidup dalam tanah baik itu hewan maupun tumbuhan.
Organisme sangat berkontribusi dalam proses dekomposisi atau penguraian bahan organik yang terdapat dalam tanah.
Beberapa hal lain dalam perkembangan tanah yang di dalamnya melibatkan organisme antara lain :
- Pelapukan : Organisme tanah sangat berperan dalam pelapukan, terutama pelapukan organik.
- Pembentukan humus : Humus dibantu oleh organisme tanah dalam pembuatannya, khususnya pada tahap perombakan.
- Keberagaman Vegetasi : Keberadaan vegetasi tertentu dapat memengaruhi sifat-sifat tanah. Misalnya di rerumputan memiliki tanah yang umumnya berwarna hitam, dan pada hutan ditemui tanah yang cenderung berwarna merah.
- Unsur Kimia Tanah : Terdapat beberapa sifat fisik tanah yang dipengaruhi oleh unsur kimia. Kita ambil contoh pada pohon cemara. Tanah yang berada dalam naungan pohon cemara cenderung bersifat asam karena minimnya ketersediaan unsur Kalium (K), Magnesium (Mg), dan Kalsium (Ca).
Keberadaan organisme tanah dapat menentukan kesuburan. Jika di suatu tanah terdapat organisme apapun, maka dipastikan tanah itu tidak subur.
Bahan Induk
Bahan induk dapat memengaruhi sifat tanah karena bahan induk adalah bahan asal terbentuknya tanah.
Komponen bahan induk tanah dan zat kimia akan memengaruhi intensitas pelapukan serta jenis vegetasi yang tumbuh di atas tanah.
Dalam ilmu tanah, terdapat tiga jenis bahan induk yang membentuk tanah :
Batuan Beku
Disebut juga dengan batuan vulkanik. Batuan beku berasal dari magma gunung berapi yang telah membeku.
Batuan beku dapat dikelompokkan berdasarkan letak tempat terjadinya pembekuan :
- Batuan Beku Atas (vulkanik), merupakan magma yang membeku di atas permukaan bumi
- Batuan Beku Gang, yaitu hasil magma yang membeku di antara sarang magma dengan permukaan bumi
- Batuan Beku Dalam, ialah magma yang membeku di dalam sarang magma
Kemudian berdasarkan kandungan SiO2-nya, batuan beku terbagi menjadi batuan beku masam, intermedian, dan basa.
Batuan Metamorf
Merupakan batuan peralihan antara batuan beku dan sedimen yang mendapat tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menghasilkan jenis batuan lain.
Biasanya batuan metamorf berbentuk seperti lembaran contohnya schist (lembaran halus) seperti mika dan gneist (lembaran kasar) seperti granit.
Namun juga ada beberapa batuan metamorf yang bentuknya tidak menyerupai lembaran. Contohnya kwarsit dan marmer.
Batuan Sedimen
Merupakan batuan yang terbentuk dari tekanan dan temperatur suhu yang rendah di permukaan bumi.
Batuan ini dibedakan menjadi batuan endapan baru dan endapan tua :
- Batuan Endapan Baru, merupakan endapan yang belum menjadi batu seutuhnya. Contohnya saat banjir terdapat endapan oleh air dan di daerah panta terdapat endapan oleh angin.
- Batuan Endapan Tua, yaitu endapan yang telah menjadi batu seutuhnya dan keras karena telah mengendap selama jutaan tahun. Biasanya endapan ini berasal dari laut. Contoh batuan endapan tua adalah batu gamping, liat, dan pasir.
Selain tiga jenis batuan di atas terdapat satu jenis bahan induk tanah lain, yaitu bahan induk organik. Ini dapat kita temui pada daerah rawa yang tergenang air.
Karena tergenang air, penghancuran bahan organic cenderung lebih lambat daripada penimbunan bahan organik. Dan kemudian terbentuklah tanah gambut.
Topografi
Topografi merupakan derajat kemiringan dari bentuk suatu wilayah. Di dalamnya meliputi perbedaan kecuraman, bentuk lereng, dan ketinggian.
Topografi juga dapat memengaruhi sifat-sifat tanah, antara lain :
- Warna tanah
- Ketebalan solum
- Kandungan air tanah
- Kejenuhan basa
- Tingkat perkembangan horizon tanah
- Ketebalan dan kandungan bahan organik pada horizon A tanah
Dalam perkembangan tanah terdapat beberapa hal yang dipengaruhi oleh topografi, yaitu :
- Memengaruhi tingkat kedalaman air tanah
- Memengaruhi jumlah air hujan yang diserap oleh tanah
- Memengaruhi besaran erosi yang terjadi pada tanah
- Menahan gerakan air dan material yang terlarut di dalamnya
Cepat lambatnya pelapukan batuan di suatu daerah juga bergantung pada topografi yang ikut memengaruhi kinerja iklim.
Seperti pada wilayah bergelombang yang punya drainase baik, maka curah hujan dan suhu akan lebih optimal bekerja sehingga pelapukan dan pencucian hara terjadi lebih cepat.
Contoh lain dapat kita lihat pada daerah lereng. Erosi disini berlangsung lebih cepat sehingga tanah menjadi lebih cepat dangkal daripada daerah bukit.
Waktu
Setiap jenis tanah memiliki waktu pembentukan dan perkembangan yang berbeda-beda, ada yang panjang dan ada yang pendek.
Misalnya pada tanah dari bebatuan keras, butuh waktu yang lebih lama pembentukannya daripada tanah yang asalnya dari bahan induk lunak dan lepas.
Faktor waktu membagi tanah menjadi beberapa golongan :
Tanah Muda
Tanah muda adalah tanah yang hanya terdiri dari horizon A dan C karena masih pada tahap pencampuran mineral dan bahan organik di permukaan tanah.
Contoh tanah muda adalah Entisol seperti tanah Aluvial dan Regosol.
Tanah Dewasa
Tanah dewasa merupakan tanah yang masih mengalami pencucian dan pelapukan tapi belum berkelanjutan sehingga memiliki horizon B, A, dan C.
Tanah Dewasa punya tingkat kesuburan tinggi karena pencucian hara belum terlalu intensif. Contoh tanah ini adalah Inceptisol seperti latosol cokelat dan andosol, Molisol, serta Vertisol.
Tanah Tua
Tanah tua yaitu tanah yang secara berkelanjutan mengalami pelapukan dan pencucian serta memiliki diferensiasi horizon tanah yang nyata. Pada tanah tua telah terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2, dan B3.
Jika terjadi pencucian yang terlalu sering pada tanah tua, maka jumlah kation basa akan turun sehingga tanah menjadi asam dan miskin unsur hara.
Contohnya adalah tanah Oxisol seperti laterit dan Ultisol seperti podsolik merah kuning.
Untuk menentukan tua atau muda suatu tanah tidak didasarkan pada umurnya, melainkan berdasar pada perkembangan horizon yang ada.
Umumnya proses pembentukan tanah berlangsung cepat pada tahap awal, dan perlahan melambat seiring tanah menua.
Kesimpulan
Iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu merupakan unsur yang memengaruhi pembentukan dan perkembangan tanah.
Adapun hal-hal yang dipengaruhi itu antara lain seperti warna tanah, vegetasi yang tumbuh di atasnya, tekstur, hingga jenis horizon yang dimiliki tanah.
Unsur-unsur tersebut menyebabkan tanah di setiap wilayah atau daerah memiliki sifat-sifat yang berbeda baik secara fisik maupun kimia.
Saran
Beberapa unsur berpengaruh terhadap perkembangan di atas juga memiliki pengaruh terhadap aktivitas pertanian seperti budidaya tanaman.
Oleh karena itu, sebelum melakukan budidaya tanaman amatilah keadaan unsur-unsur tersebut pada lahan yang akan digunakan.
Hal ini bertujuan untuk menunjang kelancaran aktivitas budidaya dan memaksimalkan jumlah dan kualitas hasil panen.
Post a Comment