Review Bentuk-Bentuk Sistem Pertanian Terpadu
Sistem pertanian terpadu hadir sebagai solusi menghasilkan produksi yang tinggi disertai dengan kualitas yang bermutu.
Sistem pertanian terpadu mengintegrasikan berbagai sub sektor pertanian dalam satu lahan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi yang berkelanjutan.
Hingga saat ini terdapat beberapa bentuk sistem pertanian terpadu yang dapat dipilih petani sesuai dengan kondisinya.
Pengelolaan Tanaman Terpadu
Pengelolaan tanaman terpadu merupakan kegiatan mengelola budidaya tanaman yang terintegrasi dalam proses produksi pangan.
Metode pengelolaan tanaman terpadu dapat dilakukan dengan mengkombinasikan pertanian organik dan pertanian konvensional.
Karakteristik Pengelolaan Tanaman Terpadu
Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan pengelolaan tanaman terpadu dengan pertanian organik dan konvensional, yaitu :
- Menggunakan pendekatan yang seimbang antara produksi, pendapatan, dan lingkungan
- Menggunakan input pertanian organik dan/atau anorganik
- Memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih maju dalam pelaksanaannya
- Mempunyai struktur pasar yang tergolong massal
- Lebih mempertimbangkan aspek lingkungan dan berorientasi pada berkelanjutan
Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Pengelolaan Tanaman Terpadu
Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penerapan pengelolaan tanaman terpadu, yaitu :
- Kesuburan tanah : meskipun dapat menggunakan input anorganik seperti pupuk kimia, jumlah penggunaannya dalam pengelolaan tanaman terpadu harus diminimalisir guna menjaga kesuburan tanah.
- Keanekaragaman hayati : pengelolaan tanaman terpadu meningkatkan keanekaragaman hayati melalui berbagai upaya seperti memadukan tanaman dengan ternak, monokultur, rotasi tanaman, dan tumpang sari.
- Hama dan penyakit : mengendalikan hama dan penyakit dalam pengelolaan tanaman terpadu dilakukan dengan cara-cara yang minim cemaran seperti menggunakan pestisida nabati.
- Air : pengelolaan tanaman terpadu perlu menjaga jumlah dan kualitas air dengan cara seperti pengelolaan irigasi, meningkatkan bahan organik tanah, dan menanam tanaman yang mampu mengikat air.
- Nilai tambah output : hasil produk yang merupakan output dari pengelolaan tanaman terpadu ditingkatkan nilai tambahnya dengan berbagai cara seperti ekspansi pemasaran dan diversifikasi produk.
Pengelolaan Hara Terpadu
Unsur hara memainkan peran penting dalam budidaya tanaman karena memengaruhi produksi hasil pertanian.
Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang termasuk ke dalam pengelolaan hara terpadu :
Pemberian Bahan Organik
Pemberian bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah dan berperan dalam membentuk agregat tanah.
Bahan organik dapat memudahkan pengolahan tanah karena membuat tanah menjadi tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan.
Pada lahan kering berlereng, bahan organik dalam tanah dapat menekan laju erosi karena meningkatnya ketahanan tanah terhadap pukulan air hujan.
Pemberian Biochar
Biochar merupakan output dari konversi biomassa dari proses pirolisis yang berbentuk padatan mengandung karbon.
Pemberian biochar memiliki beberapa manfaat terhadap tanah antara lain sebagai berikut :
- Meningkatkan jumlah unsur karbon di dalam tanah
- Meningkatkan kadar pH tanah
- Menahan air dan tanah dari erosi
- Meningkatkan produksi tanaman
- Memperbaiki struktur tanah
- Meningkatkan kapasitas penyimpanan air tanah
Oleh karena manfaatnya yang banyak, biochar sering digunakan untuk memulihkan lahan yang mengalami degradasi dan mendukung konservasi karbon tanah.
Penggunaan Biomulsa
Biomulsa atau mulsa organik terbuat dari bahan-bahan alami yang mudah terdekomposisi seperti sisa-sisa tanaman.
Selain itu, biomulsa juga dapat berupa tanaman penutup tanah (cover crop) seperti tanaman jenis kacang-kacangan (leguminosae).
Manfaat dari pemberian biomulsa ini antara lain menurunkan suhu tanah dan menghambat pertumbuhan gulma.
Tak hanya itu, biomulsa juga berfungsi untuk meningkatkan unsur nitrogen tanah, memperbaiki penyerapan air ke dalam tanah, dan melindungi tanah dari kerusakan.
Pemanfaatan Mikroba Penyubur Tanah
Keberadaan mikroba dalam tanah tergolong penting karena berperan sebagai penyuplai utama unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Mikroba terlibat dalam berbagai proses seperti dekomposisi bahan organik, pengikatan unsur hara, pelarut unsur hara, dan mineralisasi senyawa organik.
Jenis-jenis mikroba yang umum digunakan dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah serta peranannya adalah sebagai berikut :
- Mikoriza : contohnya Acaulospora, Gigaspora, Glomus, dan Scleroderma
- Penghasil zat pengatur tumbuh (ZPT) : contohnya Arthrobacter, Azotobacter, Bacillus, Bacterium, Mycobacterium, dan Rhizobium
- Pelarut fosfat : Aspergillus, Flavobacterium, Fusarium, Microccus, Penicillium, dan Pseudomonas
- Fiksasi nitrogen : Azospirillium, Azotobacter paspali, Beijerinckia sp, Enterobacteriaceae, dan Herbaspirillium
- Pereduksi sulfat : Desulfococcus, Desulfotomaculum, Desulfosarcina, dan Desulfovibrio
- Pengurai (dekomposer) : Aspergillus niger, Cellulomonas, Sterptomyces, Thermospora, dan Trichoderma reesei
Pengelolaan Hama Dan Penyakit Terpadu
Hama menjadi salah satu faktor yang mengganggu produktivitas tanaman sehingga dapat menurunkan hasil panen.
Bahkan tak jarang terjadi gagal panen akibat gangguan hama pada tanaman dalam jumlah yang sangat banyak.
Cara memberantas hama yang sering dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan pestisida kimia.
Cara ini tergolong praktis, namun dapat membahayakan kesehatan karena residu pestisida terangkut ke dalam hasil produksi.
Selain itu, residu dari pestisida kimia yang tertinggal di dalam tanah juga akan menurunkan kualitas lingkungan.
Pengendalian hama dan penyakit terpadu dapat dijadikan alternatif mengendalikan hama dengan minim pencemaran.
Terdapat beberapa kegiatan pengelolaan hama dan penyakit terpadu :
Pemberian Pestisida Nabati
Pestisida nabati mengandung berbagai senyawa organik dan mikroorganisme antagonis yang membunuh hama dan memproteksi tanaman dari penyakit.
Adapun cara-cara pestisida nabati membunuh dan menghambat perkembangan hama antara lain :
- Menghambat reproduksi serangga hama
- Merusak perkembangan bakal serangga hama seperti pupa, larva, dan telur
- Mengusir organisme pengganggu tanaman (OPT)
- Memblokir kemampuan makan serangga hama
- Menurunkan nafsu makan serangga hama
- Mengganggu komunikasi serangga hama
Salah satu keunggulan utama dari pestisida nabati adalah ketersediaan bahan yang melimpah dan mudah dibuat.
Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk membuat pestisida nabati antara lain daun sirsak, daun tithonia, dan daun pepaya.
Pemanfaatan Mikroba
Mikroba tertentu dapat berperan sebagai agen hayati untuk menghambat perkembangan hama dan serangan penyakit.
Mikroba yang dapat dijadikan agen hayati umumnya berasal dari kelompok bakteri dan jamur (cendawan).
Sebagai contoh, Pseudomonas fluorescens yang dapat meningkatkan hasil panen dan menurunkan populasi patogen terbawa tanah.
Kemudian ada Beauveria bassiana, salah satu jamur yang dapat menekan jumlah telur kepik hijau dengan cara menginfeksinya.
Contoh lain adalah Trichoderma harzianum, jamur yang dapat menekan cendawan penyebab layu pada tanaman hortikultura seperti buncis dan tomat.
Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati
Musuh alami dan tanaman perangkap adalah dua keanekaragaman hayati yang sering dimanfaatkan untuk mengendalikan hama.
Salah satu metode pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk mengendalikan hama adalah metode refugia.
Metode refugia dilakukan dengan menanam beberapa vegetasi yang dapat menyuplai makanan dan melindungi musuh alami.
Vegetasi yang ditanam metode refugia dapat berupa gulma atau tanaman yang tumbuh alami di sekitar tanaman utama.
Mesikpun demikian, vegetasi tersebut harus memiliki potensi dapat dijadikan sebagai mikrohabitat bagi musuh alami.
Pengelolaan Air Terpadu
Air merupakan komponen bersifat esensial yang sangat dibutuhkan dalam pertanian baik pada lahan basah maupun lahan kering.
Sumber daya air yang dimanfaatkan secara optimal dalam pertanian akan meningkatkan hasil produksi.
Selain meningkatkan produktivitas, pengelolaan air terpadu juga bermanfaat memperpanjang masa tanam dan eksteksifikasi pertanian.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan air dengan optimal adalah melakukan pengelolaan air terpadu.
Ada dua poin penting dalam pengelolaan air terpadu, yaitu meningkatkan ketersediaan air dan efisiensi penggunaan air.
Kemudian terdapat beberapa teknik irigasi atau pengairan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan air terpadu :
Irigasi Permukaan
Pengairan yang dilakukan dengan menyalurkan air ke lahan dengan menggunakan saluran seperti selang atau pipa.
Irigasi permukaan memanfaatkan gaya gravitasi dimana tanah yang memperoleh suplai air lebih dulu adalah tanah yang lebih tinggi.
Keunggulan dari irigasi permukaan yaitu tanaman jarang kekeringan karena penyaluran air yang terjadwal dengan volume yang teratur.
Irigasi Suplemen
Irigasi suplemen adalah penyaluran air kepada tanaman sesuai dengan kebutuhannya pada tingkat efisiensi yang berbeda.
Tingkatan efisiensi penggunaan air pada irigasi suplemen ditentukan oleh jenis teknologi yang digunakan.
Keunggulan dari irigasi suplemen yaitu air yang disalurkan untuk tanaman diberikan dengan volume, waktu, dan interval yang tepat.
Pembangunan infrastruktur air juga tak kalah pentingnya untuk dilakukan guna meningkatkan produksi pertanian.
Kesimpulan
Bentuk-bentuk sistem pertanian terpadu meliputi, pengelolaan tanaman, hara, hama dan penyakit, serta air yang masing-masingnya dilakukan secara terpadu.
Pengelolaan tanaman secara terpadu dapat mengkombinasikan pertanian konvensional dan organik.
Pengelolaan hara terpadu meliputi kegiatan penggunaan biomulsa, pemberian biochar, bahan organik, dan mikroba penyubur tanah.
Kegiatan pengelolaan hama dan penyakit terpadu meliputi penggunaan pestisida nabati, mikroba, dan keanekaragaman hayati.
Dalam pengelolaan air terpadu yang menjadi fokus dalam kegiatannya adalah peningkatan ketersediaan air dan efisiensi penggunaan air.
Saran
Dalam penerapannya, bentuk-bentuk sistem pertanian terpadu diusahakan sebisa mungkin untuk menghindari penggunaan bahan kimia.
Tujuannya untuk menghasilkan produk pertanian yang aman dari cemaran atau residu serta menjaga kelestarian lingkungan.
Hal ini dimaksudkan agar terwujudnya sistem pertanian yang ramah lingkungan dan mampu menghasilkan produk yang tersedia pada waktu yang tepat serta berkelanjutan.
Post a Comment