Review Penyiapan Lahan Perkebunan

Table of Contents

Sebelum menyelenggarakan usaha perkebunan, penyiapan lahan menjadi hal penting yang perlu dilakukan.

Tujuannya adalah untuk mengusahakan kondisi tempat budidaya tanaman perkebunan sesuai dengan kebutuhan.

Ada beberapa kegiatan yang terdapat dalam tahap penyiapan lahan perkebunan, antara lain sebagai berikut :

Review berbagai kegiatan dalam tahap penyiapan lahan perkebunan

Pengumpulan Data Dasar

Sebelum pembukaan lahan perkebunan, perlu dikumpulkan data dasar mengenai lokasi lahan agar perencanaan dan alokasi anggaran dapat dilakukan dengan tepat.

Beberapa contoh data dasar yang penting untuk dikumpulkan serta manfaatnya adalah sebagai berikut :

  • Data topografi lahan : bermanfaat untuk mengidentifikasi keadaan medan lahan yang akan dibuka sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan hati-hati
  • Data analisis vegetasi  : berguna untuk menentukan jenis dan jumlah alat berat yang dibutuhkan  serta estimasi lama pekerjaan
  • Data  kondisi tanah : digunakan untuk menentukan metode dan peralatan yang akan dipakai sehingga dapat menjaga kesuburan tanah
  • Data sifat iklim : bermanfaat untuk membuat perencanaan waktu kegiatan seperti pembukaan lahan, pengolahan tanah, dan penanaman
  • Data status lahan : bertujuan untuk meminimalisir munculnya konflik kepentingan antara perusahaan dengan masyarakat

Selain data-data di atas masih banyak data lain yang harus dikumpulkan seperti jaringan jalan, penduduk, hukum, adat istiadat, dan sebagainya.

Pembukaan Lahan

Lahan yang dapat dibuka menjadi usaha perkebunan dapat berasal dari :

  1. Hutan primer : hutan yang belum pernah dimanfaatkan untuk aktivitas pertanian, ditandai dengan kerapatan pohon yang masih tinggi
  2. Hutan sekunder : hutan yang pernah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan telah menjadi hutan kembali, ditandai dengan jumlah pohon besar yang sedikit
  3. Semak belukar : lahan yang telah dibuka untuk pertanian dan belum lama ditinggalkan, ditandai dengan belum adanya tegakan pohon
  4. Padang alang-alang : lahan bekas pertanian baik yang sudah ataupun belum ditinggalkan, ditandai dengan dominasi alang-alang
  5. Lahan rawa : lahan yang umumnya ditumbuhi oleh vegetasi yang tahan terhadap genangan air seperti pohon gelam
  6. Lahan gambut : lahan yang ditumbuhi oleh vegetasi seperti semak belukar dengan ketebalan gambut yang bervariasi

Pembukaan lahan perkebunan dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang dan tata letak unit kebun.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tata ruang dan letak lahan tersebut antara lain :

  • Komoditas tanaman perkebunan yang diusahakan
  • Tata letak areak yang akan dijadikan unit-unit kebun
  • Kelompok pekerja dan penempatannya
  • Jenis bangunan beserta tata letaknya
  • Sumber air untuk aktivitas perkebunan
  • Jaringan jalan dan saluran air

Selanjutnya dalam perencanaan awal desain perkebunan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ;

  • Luas lahan perkebunan
  • Ukuran divisi, afdeling, dan blok yang ada
  • Kondisi bentang lahan perkebunan
  • Sistem transportasi dan jalan
  • Tindakan konservasi tanah dan air
  • Rencana operasional perkebunan
  • Peralatan Dalam Pembukaan Lahan Perkebunan

Berikut ini adalah beberapa jenis alat yang digunakan dalam kegiatan pembukaan lahan perkebunan :

  • Alat manual : contohnya cangkul, golok, kapak, dan gergaji rantai
  • Alat mekanis : contohnya kendaraan
  • Alat berat pembersih lahan : contohnya bulldozer, grader, dan scrapper
  • Alat berat penggali : contohnya excavator
  • Alat berat pengangkut : contohnya dozer shovel atau track loader, dan wheel loader
  • Alat berat pemadat :digunakan untuk membuat jalan. Contohnya stump wales, drum roller, dan vibro

Teknik Pembukaan Lahan Perkebunan

Pembukaan lahan perkebunan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

  1. Felling-burning : pembukaan lahan dengan cara merubuhkan tegakan pohon dan semak lalu dibakar baik langsung di tempat atau dikumpulkan terlebih dahulu.
  2. Felling-stacking : teknik pembukaan lahan dengan cara merubuhkan tegakan pohon dan semak kemudian ditumpuk di suatu tempat dan dibiarkan membusuk secara alami.
  3. Felling-burying : teknik membuka lahan dengan cara merubuhkan dan membersihkan biomassa di lahan kemudian dipotong-potong lalu ditimbun dalam lubang atau lahan yang cekung.
  4. Cut-shipping-decomposing : teknik membuka lahan dimana pohon dan semak dirubuhkan lalu dipotong-potong dan dihancurkan kemudian dikomposkan sehingga menghasilkan bahan organik.
  5. Clean clearing : membuka lahan hingga lahan bersih dari biomassa (termasuk tunggul pohon dan akarnya) sehingga lahan benar-benar siap untuk ditanami.
  6. Selective clearing : pembukaan lahan secara bersih hanya pada jalur tanah, sehingga masih menyisakan biomassa yang berpotensi mengganggu kegiatan pemeliharaan kebun.

Zero Burning Techniques

Zero burning techniques adalah teknik membuka lahan perkebunan tanpa melakukan pembakaran.

Metode pembukaan lahan ini telah diterapkan dalam konversi perkebunan besar dan program penanaman kembali (replanting).

Adapun tujuannya yaitu untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan seperti penurunan keanekaragaman hayati.

Teknik ini memiliki beberapa keunggulan yaitu :

  • Mempertahankan struktur tanah
  • Mengembalikan unsur hara ke dalam tanah
  • Meningkatkan kandungan bahan organik dan kesuburan tanah dengan cara mendaur ulang biomassa vegetasi
  • Mengurangi erosi pada permukaan tanah

Disamping itu, teknik ini juga memiliki kekurangan yaitu berpotensi menimbulkan hama dan penyakit akibat tumpukan biomassa.

Meskipun demikian, kelemahan tersebut dapat diminimalisir dengan cara penghancuran tumpukan biomassa setelah 2 sampai 6 bulan ditumpuk.

Pembukaan lahan tanpa bakar membutuhkan peralatan berat sehingga akan sulit untuk dilakukan oleh petani.

Contoh pembukaan lahan tanpa bakar antara lain sebagai berikut :

  • Felling : menebang pohon berukuran besar dengan peralatan seperti bulldozer, excavator, dan chain saw
  • Stacking : menumpuk potongan kayu di lahan yang tidak akan ditanami tanaman seperti pinggir rawa atau di sela-sela jalur tanam
  • Plowing-harrowing : membajak dan menggaru tanah kemudian dilanjutkan dengan menanam kacang-kacangan penutup tanah (LCC)
  • Underbrushing : membersihkan vegetasi bawah seperti pohon kecil, semak, dan belukar dengan cara dibabat

Pengolahan Tanah Perkebunan

Pengolahan tanah dilakukan setelah pembukaan lahan, lebih tepatnya saat newplanting atau replanting.

Tujuan mengolah tanah ini adalah menggemburkan tanah, menghancurkan perakaran di dalam tanah, dan menghancurkan seresah serta gulma dan membalikkannya ke dalam tanah.

Jika tanah tidak diolah, maka perakaran vegetasi menahun yang telah dipotong atau ditumbangkan akan tumbuh kembali.

Dalam perkebunan, alat dan mesin pengolahan tanah terbagi menjadi primer dan sekunder.

Alat dan Mesin Pengolahan Tanah Perkebunan Primer

Merupakan alat yang digunakan pada tahap pertama pengolahan tanah perkebunan seperti membalikkan tanah dan memotong.

  1. Bajak Singkal : Bajak ini terdiri dari pisau bajak dan singkal. Cara kerjanya tanah dipotong secara horizontal kemudian diangkat dan dihancurkan lalu dibalikkan.
  2. Bajak Piring : Bajak ini cocok digunakan untuk pembajakan tanah yang berat seperti pada tanah gambut, tanah yang lengket, berbatu,  dan yang banyak sisa akar.
  3. Bajak Pisau Berputar : Bajak ini menghasilkan bongkahan tanah yang halus karena tanah dipotong secara bertahap. Hal ini dikarenakan beban yang diberikan pada mesin merata sebagai imbas dari pisau yang pda rotor yang dipasang melingkar.
  4. Bajak Chisel : Bajak ini disebut pahat karena memiliki bagian ujung skop sempit yang menyerupai pahat, digunakan untuk merobek dan menembus tanah.
  5. Bajak Tanah Bawah : Bajak ini memiliki kegunaan yang sama dengan bajak pahat, namun digunakan pada tanah dengan kedalaman 50 hingga 90 cm.
  6. Bajak Raksasa : bajak ini berukuran sangat besar dan digunakan untuk membalikkan tanah dengan kedalaman antara 100 hingga 180 cm.

Alat dan Mesin Pengolahan Tanah Perkebunan Sekunder

Merupakan alat dan mesin yang digunakan pada pengolahan tanah perkebunan tahap kedua, yaitu setelah pembajakan.

Pada pengolahan tanah tahap kedua ini dilakukan penggemburan dan perataan tanah, penghancuran sisa tanaman dan pencampurannya dengan lapisan tanah bagian atas.

Alat yang digunakan pada pengolahan tanah tahap kedua umumnya menggunakan daya mesin traktor. Contohnya land roller, pulverizer, dan garu.

Land roller dan pulverizer digunakan untuk menyelesaikan proses pengolahan tanah dalam penyemaian.

Sedangkan garu digunakan untuk menghancurkan dan meratakan permukaan tanah, mengawetkan lengas tanah, dan meningkatkan unsur hara dalam tanah.

Bangunan Konservasi Perkebunan

Bangunan konservasi di lahan perkebunan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan erosi.

Besaran jumlah erosi di perkebunan dapat dicari menggunakan rumus persamaan USLE yaitu :

A = R x K x LS x C x P

Keterangan :

A =  jumlah tanah yang hilang karena erosi (t/ha/tahun)

R = indeks erosivitas hujan

K = faktor erodibilitas tanah

LS = faktor panjang dan kemiringan lahan

C = faktor penutupan vegetasi dan pengelolaan tanaman

P = faktor pengelolaan tanah atau tindakan konservasi lahan

Sistem Drainase Dan Parit Buta

Sistem drainase dan parit buta dibangun untuk menyalurkan air ke sungai atau danau agar tidak ada genangan air yang dapat mengganggu perakaran tanaman.

Sistem drainase memiliki manfaat untuk meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk, menurunkan muka air tanah, dan menghindari genangan air pada lahan dalam waktu yang lama.

Sedangkan parit buta berguna untuk menampung air saat musim hujan serta meminimalisir terjadinya genangan air pada jalan dan lahan ketika hujan lebat.

Rorak Dan Benteng Kontur

Rorak adalah sejenis parit buta berukuran pendek yang memiliki panjang 2 hingga 5 meter dan lebar serta kedalaman 60 cm.

Sedangkan benteng kontur ialah rorak yang dibangun dengan mengikuti kontur tanah sehingga meyerupai benteng.

Rorak berfungsi sebagai tempat menumpuk tandan kosong, babatan gulma, dan pupuk kandang. Benteng kontur berfungsi meminimalisir limpasan air kemudian menyalurkannya ke parit benteng.

Rorak dan benteng kontur merupakan bangunan konservasi yang umumnya dibangun pada lahan dengan kemiringan 8 sampai 14%.

Tapak Kuda atau Teras Individu

Tapak kuda dikenal juga dengan sebutan teras individu, dibuat pada lahan dengan kemiringan 15 sampai 27%.

Tapak kuda berguna dalam meningkatkan ketersediaan air untuk tanaman, memudahkan pemeliharaan tanaman, dan mengurangi tingkat erosi

Membuat tapak kuda dilakukan dengan memotong kemiringan lahan hingga datar atau berlawanan dengan kemiringan atau agak miring ke arah dalam.

Teras Kontur

Teras kontur adalah teras individu yang dibuat lebih panjang sesuai dengan garis kontur sebagai jalur tanaman dan semua aktivitas pengelolaan perkebunan.

Teras ini dibentuk dengan permukaan yang miring ke dinding teras. Lebarnya sekitar 2 hingga 4 meter, dan dapat dibuat secara manual ataupun menggunakan bulldozer.

Teras Bangku

Teras bangku termasuk ke dalam jenis bangunan konservasi tertua dan telah diterapkan oleh petani di berbagai negara.

Teras ini biasanya diterapkan pada perkebunan dengan lahan miring baik yang mempunyai irigasi ataupun yang kering.

Untuk membangun teras bangku dilakukan dengan memotong kelerengan lalu menimbun dan menguatkan tanah ke bagian bawah.

Kesimpulan

Dalam penyiapan lahan perkebunan ada beberapa tahapan yaitu pengumpulan data dasar, pembukaan lahan, dan pengolahan tanah.

Data yang dikumpulkan sebelum penyiapan lahan antara lain data iklim, kondisi tanah, dan status lahan.

Dalam membuka lahan ada beberapa jenis alat yang digunakan seperti alat berat, alat mekanis, dan alat manual.

Kemudian untuk mengolah lahan perkebunan alat dan mesin yang digunakan terbagi menjadi alat dan mesin primer serta sekunder.

Saran

Penyiapan lahan perkebunan memiliki pengaruh terhadap produktivitas dari tanaman perkebunan.

Semakin baik persiapan lahan dilakukan, maka kuantitas dan kualitas hasil panen perkebunan akan meningkat.

Oleh karenanya penting untuk melakukan penyiapan lahan yang baik dan benar dalam penyelenggaraan perkebunan.

Post a Comment