Provinsi Sentra Produksi Kakao di Indonesia Tahun 2024

Table of Contents

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Berbagai provinsi di Indonesia memainkan peran krusial dalam mendukung tingginya angka produksi kakao nasional. Kakao tidak hanya menjadi komoditas ekspor unggulan, tetapi juga menjadi sumber mata pencaharian bagi jutaan masyarakat di daerah penghasil kakao.

Pada tahun 2024, sejumlah provinsi tercatat sebagai sentra produksi kakao di Indonesia, dengan dominasi yang masih kuat dari wilayah Sulawesi dan Sumatera. Berdasarkan data produksi, terlihat bahwa konsentrasi produksi kakao masih terpusat pada beberapa provinsi utama.

Identifikasi provinsi penghasil kakao terbesar tahun 2024 penting untuk memberikan gambaran yang akurat mengenai sebaran geografis produksi kakao per provinsi di Indonesia.

Kajian ini bertujuan untuk menyajikan data terbaru mengenai provinsi penghasil kakao terbesar di Indonesia tahun 2024, sekaligus memberikan analisis kontribusi masing-masing wilayah terhadap total produksi kakao nasional.

Provinsi Sentra Produksi Kakao di Indonesia Tahun 2024

Metode

Kajian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menyusun daftar provinsi sentra kakao di Indonesia tahun 2024. Pemeringkatan dilakukan berdasarkan total volume produksi kakao yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang digunakan merupakan data sekunder resmi yang bersifat kuantitatif.

Metode analisis yang diterapkan adalah analisis deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran terstruktur mengenai sebaran geografis produksi kakao di Indonesia tahun 2024.

Daftar Provinsi di Indonesia dengan Jumlah Produksi Kakao Terbanyak Tahun 2024

Menurut data BPS, produksi kakao Indonesia tahun 2024 mencapai 557.861 ton. Produksi kakao tersebut masih didominasi oleh provinsi di Pulau Sulawesi, disusul beberapa provinsi dari Pulau Sumatera dan wilayah lain. Berikut daftar 10 provinsi penghasil kakao terbesar di Indonesia 2024.

NoProvinsiProduksi Kakao
Tahun 2024 (Ton)
Persentase
(%)
1Sulawesi Tengah125.20220,29
2Sulawesi Tenggara98.01915,88
3Sulawesi Selatan80.51913,05
4Sulawesi Barat67.14110,88
5Lampung48.1117,80
6Sumatera Utara38.4756,23
7Sumatera Barat34.5795,60
8Aceh34.1695,54
9Nusa Tenggara Timur21.0833,42
10Jawa Timur10.5631,71
Jumlah557.86190,40
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2025.

Sulawesi Tengah menjadi provinsi dengan produksi kakao terbesar di Indonesia tahun 2024. Total produksinya mencapai 125.202 ton, atau setara dengan 20,29% dari total produksi kakao nasional.

Sulawesi Tenggara menempati peringkat kedua dalam daftar provinsi penghasil kakao terbesar. Provinsi ini mencatat produksi sebesar 98.019 ton, yang mewakili 15,88% dari total produksi nasional.

Sulawesi Selatan berada di posisi ketiga dengan jumlah produksi mencapai 80.519 ton, atau sekitar 13,05% dari total kakao Indonesia.

Sulawesi Barat menempati urutan keempat dengan total produksi 67.141 ton, setara dengan 10,88% dari total nasional.

Lampung menempati posisi kelima sebagai provinsi dengan produksi kakao tertinggi di luar Pulau Sulawesi. Produksinya mencapai 48.111 ton, atau 7,80% dari total produksi nasional.

Sumatera Utara berada di peringkat keenam dengan produksi sebesar 38.475 ton, yang menyumbang 6,23% terhadap total produksi kakao Indonesia.

Sumatera Barat menempati posisi ketujuh dengan total produksi 34.579 ton, atau 5,60% dari produksi nasional.

Aceh berada di urutan kedelapan dengan jumlah produksi 34.169 ton, yang mewakili 5,54% dari total produksi kakao Indonesia.

Nusa Tenggara Timur menempati posisi kesembilan dalam daftar sepuluh besar provinsi penghasil kakao tahun 2024. Provinsi ini menghasilkan 21.083 ton, atau sekitar 3,42% dari total nasional.

Jawa Timur menutup daftar sepuluh besar dengan produksi sebesar 10.563 ton, setara dengan 1,71% dari total produksi kakao nasional.

Secara keseluruhan, sepuluh provinsi penghasil kakao terbesar tersebut menyumbang 557.861 ton, atau 90,40% dari total produksi kakao Indonesia tahun 2024. Hal ini menunjukkan tingginya konsentrasi produksi kakao di beberapa provinsi utama, terutama di Pulau Sulawesi.

Kesimpulan

Berdasarkan data produksi kakao tahun 2024, provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi masih mendominasi sebagai sentra utama produksi kakao di Indonesia. Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan menjadi kontributor terbesar dengan persentase produksi yang signifikan, diikuti oleh Sulawesi Barat serta beberapa provinsi di Sumatera dan Jawa.

Sepuluh provinsi penghasil kakao terbesar secara keseluruhan menyumbang 90,40% dari total produksi nasional, yang menunjukkan tingginya konsentrasi produksi pada wilayah tertentu.

Hasil ini memberikan gambaran bahwa keberlanjutan produksi kakao Indonesia sangat bergantung pada pengelolaan di wilayah sentra utama, khususnya Sulawesi.

Namun, peran provinsi lain seperti Lampung, Sumatera Utara, dan Aceh juga penting dalam mendukung diversifikasi wilayah produksi kakao.

Dengan pemetaan yang jelas, data ini dapat menjadi dasar dalam perencanaan kebijakan, strategi peningkatan produktivitas, serta pengembangan industri hilir kakao di Indonesia.

Saran

Pengembangan sektor kakao di Indonesia perlu difokuskan pada daerah dengan kontribusi produksi terbesar, terutama di Pulau Sulawesi, melalui peningkatan produktivitas lahan, penyediaan sarana dan prasarana pertanian, serta dukungan teknologi budidaya dan pascapanen.

Pemerintah dan pelaku industri dapat memperkuat kerja sama dengan petani kakao untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sehingga mampu bersaing di pasar global.

Selain itu, provinsi dengan kontribusi menengah hingga rendah, seperti Sumatera Barat, Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Timur, juga perlu mendapat perhatian khusus. 

Upaya peningkatan produktivitas di wilayah tersebut dapat dilakukan melalui program pendampingan teknis, pengembangan varietas unggul, serta insentif untuk memperluas areal perkebunan kakao.

Aspek keberlanjutan juga harus menjadi fokus utama dalam pengembangan kakao. Praktik budidaya yang ramah lingkungan, sertifikasi produk kakao berkelanjutan, serta dukungan terhadap industri pengolahan kakao di dalam negeri sangat penting untuk memperkuat daya saing.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan produksi kakao Indonesia tidak hanya meningkat secara kuantitatif, tetapi juga berkualitas tinggi, mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kakao utama dunia.

Post a Comment